- Periode Pertama (711-755 M)
- Periode Kedua (755-912 M)
- Periode Ketiga (912-1013 M)
- Periode Keempat (1013-1086 M)
- Periode Kelima (1086-1248 M)
- Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada zaman Khalifah Al Walid
(705-715 M), salah seorang khalifah dari bani Umayyah yang berpusat di
Damaskus, telah sukses memperkenalkan islam di Spanyol, bahkan pengaruhnya
telah menguasai Afrika Utara. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu
terjadi di masa Khalifah Abdul Malik (685-705) M yang mengangkat Hasan Ibnu
Nu'man Al Gassani menjadi Gubernur di daerah itu. Sejarah panjang perjalanan
islam di Spanyol itu dapat dibagi menjadi enam periode, yaitu:
Wilayah kekuasaan islam di Spanyol |
Spanyol
pada periode ini diperintah oleh seorang yang bergelar Amir (panglima atau gubernur), tetapi tidak tunduk kepada pusat
pemerintahan islam, yang ketika itu dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di
Bagdad. Adapun Amir pertama adalah
Abdurrahman I yang memasuki Spanyol tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Ad-Dakhil, artinya yang masuk Spanyol.
Periode
ketiga ini berlangsung dari pemerintahan Abdurraahman II dan bergelar An-Nasr sampai munculnya raja-raja kelompok
yang dikenal dengan sebutan Muluk At Tawaif.
Penguasanya disebut dengan gelar khalifah yang dipakai mulai tahun 929 M.
Khalifah-khalifah besar pada periode ini ada tiga orang, yaitu Abdurrahman An
Nasir (951-961 M), Hakam II (961-976 M), dan Hisyam II (976-1009 M). Pada
periode ini, umat islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan
menyaingi daulat Abbasiyah di Bagdad ditandai berdirinya Universitas Cordova.
Pada
periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil di
bawah pemerintahan raja-raja atau Muluk At
Tawaif, yang berpusat di suatu kota, seperti Seville, Cordova, Toledo,
dan yang terbesar di antaranya adalah Abbadiyah di Seville. Meskipun pada
periode ini kehidupan politik tidak stabil, namun kehidupan intelektual terus
berkembang.
Meski
islam Spanyol sudah terpecah-pecah pada periode ini, terdapat satu kekuatan
yang dominan, yaitu Dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan Dinasti Muwahhidun
(1146-1235 M). Pada periode ini, pengaruh dan perkembangan islam sudah menurun
akibat perpecahan di kalangan raja-raja muslim, terutama penguasa sesudah
Yusuf Ibn Tasyfui, pendiri Dinasti Murabithun. Tahun 1143 M, kekuasaan Dinasti
Murabithun berakhir dan diganti dengan Dinasti Muwahhidin. Daerah Saragoza
jatuh ke tangan non-islam, tepatnya tahun 1118 M. Dinasti Muwahhidun pun
mengalami kemunduran. Seville pun jatuh pada tahun 1248 M beserta seluruh
Spanyol, kecuali Granada lepas dari penguasa islam.
Pengaruh
dan kekuasaan islam hanya ada di daerah Granada di bawah Dinasti bani Ahmar
(1432-1492 M). Dengan ambisinya, Ferdinand dan Isabella (pemimpin sebagian
wilayah Spanyol) ingin menguasai Spanyol sepenuhnya dan merebut kekuasaan dari
Abu Abdullah (raja terakhir bani Ahmar). Sayang sekali Abu Abdullah tak kuasa
menahannya. Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan islam di Spanyol tahun 1492
M. Umat islam di Spanyol yang tidak memiliki lagi pemerintahannya dihadapkan
pada dua pilihan, yaitu meninggalkan Spanyol atau beralih agama (selain islam)
sehingga pada tahun 1609 M, bisa dikatakan tidak ada lagi umat islam di
Spanyol.
Margiono,
dkk. 2007. Pendidikan Agama Islam 3: Lentera
Kehidupan. Jakarta: Yudhistira.
0 komentar:
Posting Komentar