Minggu, 24 Juli 2016

Tari Saman

Nama 'Saman' diperoleh dari salah satu ulama besar Aceh, Syech Saman. Syair dalam tarian saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Aceh ataupun Gayo. Pada masa lalu, tari Saman biasanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat dan masyarakat Aceh. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Tari Saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, akan tetapi menggunakan suara dari penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech. Karena keseragaman formasi dan ketetapan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian ini khususnya ditarikan oleh para pria.Meskipun demikian tidak ada larangan untuk para wanita menarikan tari Saman. Sejak tahun 2011, tari Saman ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya tak benda oleh UNESCO.

0 komentar:

Posting Komentar