Jumat, 01 Januari 2016

KERAJAAN KUTAI

Peta Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan bercorak Hindu pertama di Indonesia yang terletak di daerah Kutai, Kalimantan Timur. Pusat pemerintahannya diperkirakan berada di Muarakaman di tepi Sungai Mahakam.

Sumber-sumber sejarah Kerajaan Kutai adalah beberapa patung yang ditemukan di gua di Gunung Kombang dan tujuh buah prasasti yang disebut dengan yupa. Sebanyak empat buah yupa ditemukan pada tahun 1879 dan tiga buah yupa ditemukan pada tahun 1940 di daerah aliran Sungai Mahakam. Berdasarkan perbandingan bentuk huruf yang dipakai pada prasasti yupa dengan prasasti-prasasti di India, dapat diperkirakan bahwa yupa-yupa tersebut berasal dari abad ke-4 masehi.

Prasasti Kerajaan Kutai
Huruf yang dipakai dalam penulisan yupa adalah huruf Pallawa sedangkan bahasa yang digunakan adalah bahasa Sanskerta dan disusun dalam bentuk syair. Isi dari yupa-yupa tersebut di antaranya silsilah raja yang menyatakan bahwa Maharaja Kudunga mempunyai seorang putra yang bernama Aswawarman. Aswawarman disamakan dengan Dewa Ansumah (Dewa Matahari). Aswawarman mempunyai tiga putra, salah satu putra yang terkenal adalah Mulawarman.


Sistem Pemerintahan dan Kehidupan Politik

Sistem pemerintahan di Kalimantan Timur mengalami perubahan sejak muncul dan berkembangnya pengaruh Hindu (India). Tata pemerintahan beruabh dari pemerintahan seorang kepala suku menjadi kepala pemerintahan seorang raja dalam suatu kerajaan.

Bangunan Kerajaan Kutai yang masih tersisa
Raja pertama Kerajaan Kutai adalah Raja Kudunga. Kedudukan awalnya sebagai seorang kepala suku. Dengan masuknya pengaruh Hindu di wilayahnya, Kudunga mengubah struktur pemerintahannya menjadi pemerintahan kerajaan dan diperintah oleh seorang raja. Penggantian tahta kerajaan dilakukan secara turun-temurun. Setelah Raja Kudunga mangkat, tahta pemerintahan digantikan oleh putranya yang bernama Aswawarman.

Kerajaan Kutai mengalami kejayaan pada masa pemerintahan Raja Mulawarman putra dari Raja Aswawarman. Mulawarman merupakan raja yang sangat besar, rakyat yang diperintahnya hidup tenteram dan sejahtera. Untuk menghormati Mulawarman maka para pendeta mendirikan tugu peringatan yang disebut yupa.

Kondisi Sosial Budaya dan Ekonomi Masyarakat

Ilustrasi Upacara Bauswarnakam oleh Raja Mulawarman
Kehidupan sosial masyarakat Kutai berdasarkan prasasti yang telah ditemukan, telah berkembang menjadi sebuah masyarakat yang memiliki kebudayaan hasil perpaduan antara unsur budaya India dan unsur budaya lokal. Hal ini terlihat dari golongan masyarakat yang menguasai bahasa Sanskerta dan dapat menulis huruf Pallawa. Golongan tersebut adalah golongan brahmana.

Berdasarkan isi semua prasasti dapat diduga bahwa Raja Mulawarman memiliki hubungan yang baik dengan golongan brahmana. Hal ini dibuktikan dengan kenyataan pada setiap prasasti selalu mengatakan bahwa semua yupa yang mengagungkan namanya, didirikan oleh brahmana sebagai penghormatan kepada sang raja, disamping adanya kebaikan dari raja kepada kaum brahmana. Hubungan baik ini menunjukkan bahwa kedudukan para brahmana sangat dihormati dan disegani oleh kalangan kerajaan.

Raja Kerajaan Kutai yaitu Mulawarman, menganut agama Hindu Siwa. Hal tersebut dapat diketahui dari salah satu yupa yang menyebutkan tempat dalam tanah yang diberi nama Waprakeswara. Waprakeswara merupakan suatu tempat suci untuk memuja Dewa Siwa.

Kehidupan ekonomi Kerajaan Kutai diperkirakan sudah maju. Hal ini dibuktikan dengan adanya kesanggupan pihak kerajaan memberikan sedekah berupa 20.000 ekor sapi kepada para brahmana. Kemampuan ini menunjukkan bahwa mata pencaharian masyarakat Kutai adalah beternak, terutama sapi.


Mata pencaharian lainnya adalah bertani dan berdagang, mengingat letak Kutai yang berada di tepi Sungai Mahakam yang subur. Sungai Mahakam pada saat itu diperkirakan dipergunakan sebagai jalur lalu lintas perdagangan lokal. Bahkan diperkirakan sudah terjadi hubungan dagang internasional yang menggunakan jalur lalu lintas dari India, Selat Malaka, Laut Jawa, Selat Makassar, dan terus ke Filipina atau ke Cina.

0 komentar:

Posting Komentar