Toleransi
merupakan sebuah konsep yang menggambarkan sikap saling menghormati di antara
kelompok-kelompok masyarakat yang berasal dari latar belakang yang berbeda,
mulai dari perbedaan suku, etnis, bahasa, gender, jenis kelamin, hingga
perbedaan agama.
Dalam
sebuah masyarakat, toleransi sering menjadi fenomena yang dapat menimbulkan
konflik. Konflik tersebut biasanya terjadi karena ketidakmampuan anggota
kelompok masyarakat dalam menerima perbedaan yang ada diantara mereka.
Masing-masing anggota kelompok masyarakat merasa bahwa kelompoknyalah yang
paling sesuai dengan aturan yang berlaku, sedangkan kelompok yang lainnya
dianggap menyeleweng dari aturan yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Islam sebagai agama rahmatan
lil’alamin memberikan ajaran tentang aturan toleransi
dalam kehidupan masyarakat, terutama toleransi dalam keberagaman agama. Seperti
yang dijelaskan dalam QS. Alkafirun ayat 6, yang artinya
“untukmu agamamu dan untukku agamaku”. Dalam ayat tersebut
digambarkan bahwa islam tidak memaksakan kehendak kepada kelompok lain untuk
mengikuti ajaran agama islam.
Selain
itu, menurut islam, toleransi tidak hanya terhadap sesama manusia, tetapi juga
terhadap binatang, lingkungan, dan alam semesta. Dengan makna troleransi yang
begitu luas, maka toleransi antar umat beragama dalam islam memperoleh
perhatian penting dan serius. Ia begitu sensitif, mudah memicu konflik sehingga
menyedot perhatian besar dalam islam.
Toleransi
berasal dari bahasa latin tolerare yang
berarti menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan
berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda. Dalam
bahasa arab, toleransi diistilahkan dengan tasamuh
yang berarti membiarkan sesuatu atau membolehkan, mengizinkan, dan saling
memudahkan. Toleransi pada dasarnya merupakan sikap yang mengakui kebebasan
serta hak-hak yang dianut orang lain.
Toole adalah istilah dalam konteks sosial,
budaya dan agama yang berarti sikap atau perbuatan yang melarang adanya
diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda. Sebagai contoh adalah
toleransi beragama, dimana penganut mayoritas agama mengizinkan keberadaan
agama-agama lain.
Prinsip Toleransi dalam Alqur’an
Nabi
Muhamaad SAW sangat menghargai keyakinan dan agama orang lain. Sikap yang
toleran ini merupakan gambaran pesan islam terhadap umatnya. Oleh karena itu,
toleransi merupakan bagian dari ajaran islam yang harus dikembangkan.
Toleransi
pada islam didasarkan pada prinsip-prinsip dasar yang digariskan dalam
alqur’an, yaitu :
- Tidak ada pemaksaan dalam beragama
Islam adalah agama yang menebarkan perdamaian,
persaudaraan, dan persamaan. Oleh karena itu, hal-hal yang dapat memicu
lahirnya konflik anta kelompok harus dihindari. Salah satu yang tidak
diperkenankan adalah pemaksaan satu kelompok terhadap kelompok lain. Agama bagi
islam adalah keyakinan yang harus datang dari kesadaran diri terhadap
eksistensi dan kekuasaan Tuhan. Dalam surat Al-Baqarah ayat 256 Allah berfirman
yang artinya,
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu
Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka
Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak
akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
- Kebebasan memilih dan menentukan keyakinan
Manusia, dalam perspektif islam adalah khalifah
di muka bumi yang bebas memilih dan menentukan pilihannya sesuai dengan
keinginan hati nuraninya. Sebagaimana firman Allah
dalam surat Al-Kahfi ayat 29, yang artinya
“Dan katakanlah:
"Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin
(beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia
kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu
neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum,
niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang
paling jelek.”
- Tidak melarang untuk bekerjasama dengan orang yang tidak sepaham
Islam mendorong umatnya untuk bekerjasama dalam
berbagai segi kehidupan dengan siapa saja, termasuk dengan agama lain sepanjang
kerjasama mereka dilakukan untuk kebaikan. Sebagaimana firman Allah dalam surat
Al-Mumtahanah ayat 8 yang artinya,
“Allah tidak melarang
kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada
memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil.”
- Mengakui adanya keragaman
Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi ini dengan
bermacam suku bangsa, ras maupun bahasa. Keragaman ini merupakan sunnatullah yang tidak dapat dihindari dan harus disikapi dengan
wajar. Oleh karena itu, hak-hak hidup bagi orang dan pengikut agama yang
berbeda harus diberikan secara wajar dan proporsional. Allah berfirman dalam surat
Yunus ayat 99 yang artinya,
“Dan Jikalau Tuhanmu
menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka
Apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang
beriman semuanya?”
Sistem Persaudaraan dalam Islam
Persaudaraan
dalam islam disebut dengan ukhuwah. Ukhuwah sendiri diartikan sebagai persaudaraan
di antara umat manusia. Dalam arti luas, ukhuwah
melampaui batas-batas etnik, rasial agama, latar belakang sosial, dan
sebagainya. Dengan konsep ukhuwah diharapkan
terdapat persaudaraan dan persamaan yang tidak membeda-bedakan umat manusia
atas dasar asal-usul, etnis, warna kulit, status sosial, dan sebagainya.
Berdasarkan
pemaknaan ukhuwah menurut Al-Qur’an dan
al-Sunnah, maka ukhuwah dibedakan
menjadi empat macam, yaitu :
- Ukhuwah Ubudiyah, yaitu persaudaraan antara seluruh makhluk ciptaan Allah. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al’An’am ayat 3 yang artinya,
“Dan Dialah Allah (yang
disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu
rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu
usahakan.”
- Ukhuwah Insaniyah, yaitu persaudaraan antara seluruh umat manusia, karena mereka berasal dari ayah ibu yang satu. Firman Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 12 yang artinya,
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu
dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan
satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang.”
- Ukhuwah Wathaniyah, yaitu persaudaraan sebangsa dan setanah air. Allah berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 65 yang artinya,
“Dan (kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad
saudara mereka, Hud. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali
tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka mengapa
kamu tidak bertakwa kepada-Nya?"
- Ukhuwah Islamiyah, yaitu persaudaraan intern umat islam. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 5 yang artinya,
“Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai)
nama bapak-bapak mereka; Itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu
tidak mengetahui bapak-bapak mereka, Maka (panggilah mereka sebagai)
saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. dan tidak ada dosa atasmu terhadap
apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh
hatimu. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Keempat ukhuwah diatas
mempunyai kesamaan, yaitu adanya anjuran untuk hidup rukun, saling menghormati,
tenggang rasa, solidaritas sosial, dengan mendudukkan pada posisinya
masing-masing sesuai dengan ciri khas bentuk ukhuwah
yang dilakukan.
Dengan
demikian, ntuk mewujudkan kebersamaan dalam pluralitas agama dalam suatu
bangsa, diperlukan adanya sikap membina kerukunan dan kebersamaan yang dimulai
dari diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Jika dalam komponen-komponen
bangsa tersebut sudah terbina sikap kebersamaan, tentu tidak dipungkiri lagi
bahwa kehidupan yang rukun dan damai akan terwujud dalam suatu bangsa.
0 komentar:
Posting Komentar