Sabtu, 02 Januari 2016

REFORMASI GEREJA

Reformasi menurut Mc. Donald  adalah sebagai perubahan simbol-simbol banyak kekuatan dan fungsi gereja pada abad pertengahan menuju tatanan kehidupan masyarakat sekuler. Reformasi gereja merupakan sebuah upaya perbaikan tatanan kehidupan yang didominasi oleh otokrasi gereja yang menyimapng.

Reformasi gereja adalah sebuah upaya perbaikan dan kembali pada ajaran gereja yang lurus. Gerakan reformasi berupa sikap kritis terhadap penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh pihak Gereja Katolik terutama adanya penjualan surat pengampunan dosa (Surat Aflat).

Faktor lain yang menyebabkan munculnya reformasi gereja adalah keinginan untuk membebaskan diri dar kepemimpinan paus terhadap kehidupan beragama di negara-negara Eropa. Hal ini tampak adanya pertikaian antara Raja Frederik II (Rusia) dengan Paus Innocencius pada abad ke-13, dan Raja Philip IV (Prancis) dengan Paus Bonifacus pada abad ke-14.

Pelopor Reformasi Gereja

Reformasi gereja yang melahirkan agama Kristen Protestan (selanjutnya disebut agama Kristen) dipelopori oleh Martin Luther. Martin Luther kemudian memperoleh dukungan dari tokoh-tokoh negara lain.

Para pelopor reformasi gereja antara lain sebagai berikut.

  1. Martin Luther
Martin Luther
Marthin Luther berasal dari Jerman. Ia adalah seorang ahli agama dan guru besar di Universitas Wittenberg. Pada tanggal 31 Oktober 1517, ia memasang selembar kertas berisi 95 pokok pikiran di pintu Gereja Castle di Wettenberg. Pokok pikiran itu berisi hal-hal yang tidak ia setujui dengan apa yang terjadi di dalam gereja Katolik, terutama menentang penjualan surat aflat (surat pengampunan dosa).
Kardinal menyuruh dia untuk menarik kembali 95 pikiran pokok itu. Jika tidak mau, ia akan dicap sebagai pembid'ah. Namun pada saat itu Martin Luther sudah memiliki pengikut, seperti elektor di Saksonia. Para pengikut Martin Luther di Saksonia tergabung ke dalam reformasi gereja.

  1. John Calvin
John Calvin
John Calvin adalah seorang ahli hukum. Ia mendukung ajaran Martin Luther. John Calvin mengajarkan bahwa kekuasaan Tuhan tidak ada batasnya. Hanya Tuhan-lah yang berhak menentukan siapa yang salah dan siapa yang benar. Ajaran Calvin ini berkembang di Belanda, Inggris, dan Skotlandia.
Penganut ajaran Calvin di Inggris dapat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu:
  1. Golongan puritan, yaitu golongan yang menginginkan ajaran agama Kristen murni dengan menghilangkan segala hal yang berbau Katolik.
  2. Golongan presbiterian, yaitu golongan yang menghendaki agar ajaran Calvin jangan dipalsukan.
  3. Golongan independen, yaitu golongan yang menghendaki kebebasan dalam mengatur diri sendiri.

  1. Ulrich Zwingli
Ulrich Zwingli
Ulrich Zwingli adalah salah seorang teolog dari Swiss. Ia juga sependapat dengan Martin Luther. Ajaran Zwingli banyak diikuti di Swiss Utara.

  1. Gereja Aglikan
Gereja Aglikan adalah pengikut agama Kristen Protestan di negara Inggris. Golongan ini lahir pada masa pemerintahan Raja Henry VIII.

Dampak Reformasi Gereja

Thomas Aquinas
Pilar kekuasaan gereja yang ketat tersebut didukung oleh Thomas Aquinasseorang ahli teologi dan filsafat gereja. Thomas Aquinas menulis buku yang berjudul Summa Teologia yang berisi pokok-pokok ajaran gereja. Ia juga mempelopori ajaran pemerintahan negara teokratis yang mengatakan bahwa Tuhan berdaulat atas segala sesuatu sehingga hak pemerintahan yang dipegang oleh para penguasa sebenarnya berasal dari Tuhan. Pemerintahan teokrasi menurut Thomas Aquinass membawa dampak di berbagai bidang di antaranya:

  1. Bidang Politik
Kaum bangsawan dan raja beserta keluarga istana menjadi pusat kehidupan sosial budaya. Di dalam istana yang megah tersebut berkembang pola-pola hidup yang sangat elite karena golongan bangsawan dan raja adalah pemilik tanah yang digarap oleh rakyat jelata.
  1. Bidang Ekonomi
Sistem pertanian melahirkan sistem feodalisme. Tanah milik raja dipinjamkan kepada para bangsawan dan pangeran muda. Tanah tersebut kemudian disewakan lagi kepada pekerja biasa. Untuk membayar tanah pinjaman tersebut mereka wajib membayar upeti kepada raja.
  1. Bidang Sosial Budaya
Masyarakat dan budaya Eropa bersifat istanasentris. Segala gerak kehidupan dan budaya ditujukan untuk kmegahan istana.

Dalam perkembangannya sejalan dengan gerakan renaisans dan humanisme, timbul usaha untuk memperbarui bidang keagamaan. Berbagai kritik dilontarkan oleh kaum humanis untuk mengoreksi keburukan yang terjadi di lingkungan gereja Katolik.


Sumber: Rahmawati, Dwi dan Sri Widiastuti. ---. Sejarah untuk SMA/MA Kelas XI Semester Genap. Klaten: Viva Pakarindo.

1 komentar: