Selasa, 16 Februari 2016

Khutbatul Wada'

Pembahasan yang dalam Khutbatul Wada' terdiri atas semua hak dan kebebasan yang mencakup individu, keluarga, masyarakat, dan semua bentuk kemanusiaan. Hak-hak tersebut disampaikan pada Khutbatul Wada' dengan sangat jelas; hak untuk hidup, hak untuk memiliki, dan hak mendapat perlindungan bagi keluarga.

     "Wahai manusia! Seperti halnya hari ini adalah hari yang mulia, bulan ini adalah bulan yang mulia dan kota ini (Makkah) adalah kota yang mulia, maka jiwa dan harta benda kalian juga mulia dan telah terlindungi dari segala bentuk ancaman."

     Pada zaman jahiliyah yang paling banyak menjadi korban adalah para wanita dan anak-anak. Pada masa itu wanita dianggap seperti sebuah barang atau alathiburan yang tidak bernilai sama sekali. Terkadang kaum musyrikin melihat dan menganggap wanita sebagai suatu aib yang harus ditutupi, kadang pula sebagai alat hiburan.

     Dengan adanya hak dan kebebasan yang dimiliki oleh wanita dalam Khutbatul Wada', tugas-tugas para wanita dan laki-laki tertata dengan sangat baik: "Wahai manusia! Saya menasihati agar kalian melindungi hak-hak para wanita dan dalam hal ini takutlah kepada Allah Ta'ala. Kalian telah menerima para wanita sebagai amanat dari Allah Ta'ala; kehormatan dan kesucian mereka akan menjadi halal bagi kalian dengan menyebutkan nama Allah (melalui akad nikah). Sebagaimana kalian memiliki hak atas isteri kalian, mereka juga mempunyai hak atas kalian. Hak kalian atas isteri kalian adalah mereka tidak boleh menerima atau memasukkan orang yang tidak kalian sukai ke dalam rumah. Jika mereka memasukkan orang yang kalian tidak sukai ke dalam rumah maka kalian bisa menghukum mereka. Para wanita juga memiliki hak atas kalian yaitu secara halal, kalian harus memenuhi segala bentuk kebutuhan sandang dan pangan mereka."

     Khutbatul Wada' sebagai sebuah dokumen tentang hak asasi manusia, mengatur hak-hak asasi manusia yang mencakup seluruh umat manusia. Menurut Islam, semua manusia itu sama tanpa ada perbedaan bahasa, suku, warna kulit, dan jenis. Merasa lebih unggul berdasarkan bahasa, suku, warna kulit dan jenis adalah sepenuhnya bertentangan dengan islam.

     "Wahai manusia! Tuhan kalian adalah satu dan ayah kalian adalah satu. Kalian adalah anak cucu Adam, sedangkan Adam tercipta dari tanah. Orang Arab tidak memiliki keunggulan atas non-Arab, seperti juga non-Arab tidak memiliki keunggulan atas orang Arab. Tidak ada keunggulan orang berkulit merah atas orang berkulit hitam ataupun sebaliknya. Keunggulan hanya pada takwa, yaitu rasa takut kepada Allah Ta'ala. Orang yang paling mulia derajatnya di sisi Allah adalah orang yang paling takut kepada-Nya."


Dikutip dari tulisan Abdullah Demir berjudul Khutbatul Wada' dan HAM dalam Majalah Mata Air Edisi Januari-Februari-Maret 2014 Vol.1 No.1

0 komentar:

Posting Komentar